MAKALAH
PENULISAN ILMIAH
KANKER
SERVIKS
DISUSUN OLEH :
FARADILLA ATTAMIMI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MH.THAMRIN
JAKARTA 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,berkat rahmat,taufiq dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KANKER SERVIKS”.Makalah ini berisi
tentang definisi kanker serviks,etiologi,patofisiologi,manifestasi
klinis,komplikasi hingga penatalaksanaan keperawatan pada kanker serviks.
Dalam
proses penyelesaian makalah ini kami telah banyak menerima
dukungan,bantuan,motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak.Pada kesempatan
ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu
Ilah Muhafilah,Skp., M.Kes,selaku ketua Prodi S1 Keperawatan.
2. Ns.
Neli Husniawati,S.Kep.,M.Kep,selaku dosen pembimbing mata kuliah Penulisan Ilmiah.
3. Ibu,Ayah,adik-adik
kami serta teman-teman S1 keperawatan R4 yang selalu mendukung kami.
Akhir kata,kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga kami kami dapat memperbaiki makalah ini.Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya
bagi pembaca yang mempergunakanya.
Jakarta,28
Oktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Kanker serviks adalah
jenis kanker yang biasanya tumbuh lambat pada wanita dan mempengaruhi mulut
rahim, bagian yang menyambung antara rahim dan vagina. Kanker serviks dapat
berasal dari leher rahim ataupun dari mulut rahim, kanker ini tumbuh dan
berkembang dari serviks yang dapat menembus keluar dari serviks sehingga tumbuh
diluar serviks bahkan dapat tumbuh terus sampai dinding panggul (Andrijono,
2005).
Di antara tumor ganas
ginekologi, keganasan kanker mulut rahim atau karsinoma serviks uteri menduduki
urutan pertama di negara sedang berkembang termasuk di Indonesia sebesar 369,1
%. Berbeda dengan negara maju karsinoma serviks uteri berada pada urutan ke-5,
ini disebabkan karena adanya program test Pap Smear secara periodik dalam upaya
deteksi karsinoma serviks uteri (Tambunan, 1995). Selama kurun waktu 5 tahun
yaitu tahun 1975-1979 kasus Ca Serviks ditemukan di RSUDGM/ RSUDP Sardjito
sebanyak 179 di antara 263 kasus (68,1%). Umur penderitanya antara 30-60 tahun,
terbanyak antara usia 45-50 tahun (Wiknjosastro, 2007). Berdasarkan hasil studi
pendahuluan tanggal 23 Februari 2009, dari data inap di Ruang Kandungan RSUD
yaitu pada tahun 2008 ditemukan kasus kanker serviks sebanyak 622 pasien dari
1382 pasien, yang berarti sekitar 45% dari seluruh pasien dan mortalitas pada
pasien kanker serviks sebesar 4,8%.
Sebab langsung dari
kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat kejadiannya mempunyai hubungan
erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik di antaranya yang paling jarang
ditemukan pada perawan, insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada
yang tidak kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama (coitarche) dialami
pada usia amat muda (<16 tahun), insidensi meningkat dengan tingginya
paritas, aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan, jarang dijumpai
pada masyarakat yang suaminya disunat (sirkumsisi), sering ditemukan pada
wanita yang mengalami infeksi virus HPV (Human Papilloman Virus) tipe 18 atau
16, kebiasaan merokok, serta kebersihan genetalia yang kurang (Sastrawinata,
1983).
Dengan adanya peranan
dari petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat menurunkan angka
kejadian kanker serviks pada wanita yaitu dengan melakukan upaya terus menerus
dalam memberikan penkes tentang pencegahan penyakit antara lain dengan
membiasakan hidup sehat, makan makanan yang bergizi, menghindari kebiasaan
merokok, tidak berganti-ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan
seksual pada usia muda, melakukan pemeriksaan Pap’s Smear setiap enam bulan sejak
melakukan hubungan seksual pertama kali serta selalu menjaga kebersihan
genetalia dengan benar (Tiara, 2003).
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan kanker serviks dan apa sajakah kalsifikasi nya ?
2. Apa
yang menjadi Etiologi dari kanker serviks ?
3. Bagaimanakah
patolofisiologi kanker serviks ?
4. Apa
sajakah manifestasi klinis dari kanker serviks ?
5. Apa
sajakah komplikasi dari kanker serviks ?
6. Pemeriksaan
penunjang apa sajakah yang di lakukan pada
kanker serviks ?
7. Penatalaksanaan
apa yang di lakukan pada penderita kanker serviks ?
C.
Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui dan
memahami tentang apa yang di maksud dengan kanker serviks,apa saja
penyebabnya,bagaimana patofisiologi dan metastase nya,seperti apa manifestasi
nya,pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan dan penatalaksanaan apa yang bisa
di terapkan pada penderita kanker serviks.
D.
Manfaat
Penulisan
1. Bagi
penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami pemahaman
tentang konsep penyakit yang disebabkan karena ca cervix.
2. Bagi
pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengerti tentang konsep penyakit
yang disebabkan karena ca cervix yang sesuai dengan standart kesehatan demi
meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan dapat dijadikan sebagai
referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
Definisi
kanker serviks
Kanker serviks adalah
tumbuhnya sel-sel abnormal pada serviks. Karsinoma serviks merupakan karsinoma
yang primer berasal dari serviks (kanalis servikalis dan atau porsio). Serviks
adalah bagian ujung depan rahim yang menjulur ke vagina (Cunningham, 2010).
Menurut Diananda,Rama,
2009 Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina.
Kanker serviks
merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit yang
dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel
pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55
tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada
saluran servikal yang menuju kedalam rahim.(Sarjadi, 2001)
B.
Klasifikasi
kanker serviks
Tahapan stadium klinik
Ca cervik menurut The Federation of Gynecologic and Obstetri (FIGO , 1978 ).
1. Stadium
0 :Karsinoma in situ (
KIS ), Karsinoma infra epitel, membrana
basalis masih utuh.
2. Stadium
I :Karsinoma terbatas
pada servik
3. Stadium
Ia :Karsinoma mikro
invasive, bila membrana basalis sudah rusak
dan sel tumor sudah
memasuki stoma > 3 mm dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfa atau
pembuluh darah.
4. Stadium
Ib occ :Secara klinis tumor
belum tampak sebagai karsinoma, tetapi
pada pemeriksaan
histologik sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia.
5. Stadium
Ib :Secara klinis sudah
di duga adanya tumor yang menunjukkan
invasi ke dalam stroma
serviks uteri.
6. Stadium
II :Karsinoma sudah
keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3
bagian atas vagina,
tetapi tidak melibatkan dinding panggul.
7. Stadium
IIa :Penyebaran hanya ke
vagina, perineum masih terbebas dari
infiltrat tumor
8. Stadium
IIb :Penyebaran ke
parametrium, uni/bilateral tetapi belum sampai
ke dinding panggul.
9. Stadium
III :Penyebaran telah
sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau
parametrium sampai
dinding panggul.
10. Stadium
IIIa :Penyebaran sampai 1/3
bagian distal vagina, ke parametrium
tidak dipersoalkan dan
tidak sampai dinding panggul.
11. Stadium IIIb :Penyebaran
sudah sampai ke dinding panggul, sudah ada
gangguan faal ginjal.
12. Stadium IV :Meluas
keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa
rektum dan atau kandung
kemih.
13. Stadium
Iva :Kanker sudah keluar
dari panggul kecil, atau, sudah
menginfiltrasi mukosa
rektum dan atau kandung kemih.
14. Stadium
IVb :Kanker menyebar ke
organ lain yang lebih jauh.
C.
Etiologi
Penyebab Ca serviks
secara pasti belum diketahui sampai saat ini, diduga ada faktor yang dapat
diidentifikasikan sehubungan dengan insiden terjadinya Ca serviks yaitu: (Wiknjosastro,
1999)
1. Menikah
usia dini ( < 16 tahun )
2. Mempunyai
pasangan lebih dari satu atau ganti – ganti pasangan
3. Sering
melahirkan dan jarak kehamilan terlalu dekat
4. Riwayat
infeksi HPV ( Human Papillo Virus) tipe 16 atau 18 5. Infeksi virus herpes tipe
II.
5. Hygine
seksual yang jelek
6. Pengaruh
zat karsinogen
7. Keturunan
8. Merokok
9. Umur
35 – 60 tahun
D.
Patofisiologi
Tidak ada penyebab yang
pasti untuk terjadinya Ca serviks, yang ada hanyalah faktor-faktor resiko
seperti : usia dini saat melakukan hubungan seksual, melahirkan pada usia
sangat muda, berganti-ganti pasangan, pemajanan terhadap kuman Papillo Virus
(14PV), dan merokok. Pada perempuan yang melakukan hubungan seksual pada usia
dini (ditandai dengan mulai haid 1 kali) maka sel-sel epitel serviks belum
siap/ matang dengan sempurna, maka jika ada benda asing yang masuk ke dalam
serviks akan menimbulkan lesi, begitu juga pada perempuan yang mengalami
persalinan pervagina pada usia dini.
WOC
E.
Manifestasi
klinis
1. Keputihan
Keputihan merupakan
gejala yang Bering ditemukan. Gejala yang keluar dari vagina ini makin lama
akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian
pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.
2. Siklus
menstruasi tidak teratur
Siklus menstruasi yang
tidak teratur, dimana siklus lebih pendek dan perdarahan menstruasi yang timbul
hanya bercak darah.
3. Pengeluaran
dari vagina yang tidak normal
Pengeluaran dari vagina
yang tidak sempurna dapat berupa keputihan yang berbau busuk, perdarahan diluar
siklus menstruasi. Rasa rabas akan dialami pada vagina. Pada Ca serviks lanjut
meningkat secara bertahap dan menjadi encer, akhirnya berwarna lebih gelap dan
sangat berbau akibat nekrosis dan infeksi tumor.
4. Perdarahan
pada post senggama
Perdarahan pada post
senggama biasanya terjadi akibat terbukanya pembuluh darah, makin lama akan
sering terjadi.
5. Nyeri
Rasa nyeri berawal dari
lumbal, kemudian menjalar ke panggul bagian depan dan belakang paha, lutut
sampai pergelangan kaki.
6. Perdarahan
saat BAK dan BAB
Adanya perdarahan
spontan pervagina saat defekasi dicurigai kemungkinan adanya Ca serviks.
(Hamilton, 1995)
F.
Komplikasi
Komplikasi berkaitan
dengan intervensi pembedahan sudah sangat menurun yang berhubungan dengan
peningkatan teknik- teknik pembedaan tersebut. Komplikasi tersebur meliputi:
Fistula uretra, Disfungsi kandung kemih, Emboli pulmonal, Limfosit, Infeksi
pelvis, Obstruksi usus besar, dan Fistula rektovaginal.
Komplikasi yang di
alamisegera saat terapi radiasi adalah reaksi kulit, Sistitis radiasi dan
enteritis. Komplikasi berkaitan pada kemorterapi tergantung pada kombinasi obat
yang di gunakan. Masalah efek samping yang sering terjadi adalah supresi sumsum
tulang, mual dan muntah karena
penggunaan kemoterapi yang mengandung sisplatin. ( Gale Danielle, 2000 )
G.
Pemeriksaan
penunjang
Menurut WHO, wanita
berusia antara 25 dan 65 tahun hendaknya menjalani screening test untuk
mendeteksi adanya perubahan-perubahan awal. Wanita di bawah usia 25 tahun
hampir tidak pernah terserang kanker serviks dan tidak perlu di-screening. Wanita
yang tidak pernah berhubungan badan juga tidak perlu di-screening.
1. Tes
Pap Smear
Wanita bisa mengurangi
risiko terserangnya kanker serviks dengan melakukan Pap Smear secara teratur.
Tes Pap adalah suatu tes yang digunakan untuk mengamati sel-sel leher rahim.
Tes Pap dapat menemukan adanya kanker leher rahim atau sel abnormal
(pra-kanker) yang dapat menyebabkan kanker serviks (Bryant, 2012). Hal yang
paling sering terjadi adalah, sel-sel abnormal yang ditemukan oleh tes Pap
bukanlah sel kanker. Sampel sel-sel yang sama dapat dipakai untuk pengujian
infeksi HPV (Puteh, 2008).
2. Tes
IVA
IVA adalah singkatan
dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat, merupa kan metode pemeriksaan dengan mengoles
serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada
kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka
dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks (Bryant, 2012).
3. Jika
hasil tes Pap atau IVA anda tidak normal, dokter akan menganjurkan tes lain
untuk membuat diagnosis yaitu Kolposkopi: Dokter menggunakan kolposkop untuk
melihat leher rahim. Kolposkop menggunakan cahaya terang dan lensa pembesar
untuk membuat jaringan lebih mudah dilihat. Alat ini tidak dimasukkan ke dalam
vagina. Kolposkopi biasanya dilakukan di tempat praktek dokter atau klinik.
4. Biopsi:
Dengan bius lokal, jaringan yang dimiliki wanita diambil di tempat praktek
dokter. Lalu seorang ahli patologi memeriksa jaringan di bawah mikroskop untuk
memeriksa adanya sel-sel abnormal.
5. Punch
Biopsi: Dokter menggunakan alat yang tajam untuk menjumput sampel kecil
jaringan serviks.
6. LEEP:
Dokter menggunakan loop kawat listrik untuk mengiris sepotong, bulat tipis dari
jaringan serviks.
7. Endoservikal
kuret: Dokter menggunakan kuret (alat, kecil berbentuk sendok) untuk mengikis
contoh kecil jaringan dari leher rahim. Beberapa dokter mungkin menggunakan
kuas tipis lembut, bukan kuret.
8. Conization:
Dokter mengambil sebuah sampel jaringan berbentuk kerucut. Sebuah conization,
atau biopsi kerucut, memungkinkan ahli patologi melihat apakah ada sel-sel
abnormal dalam jaringan di bawah permukaan leher rahim. Para dokter mungkin
melakukan tes ini di rumah sakit dengan anestesi / bius total.
Pengambilan sampel
jaringan dari leher rahim dapat menyebabkan perdarahan. Daerah ini biasanya
sembuh dengan cepat. Beberapa wanita juga merasakan rasa sakit yang mirip
dengan kram menstruasi. Dokter dapat meresepkan obat yang akan membantu
mengurangi rasa sakit (Bryant, 2012).
H.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1. Radiasi
a. Dapat
dipakai untuk semua stadium.
b. Dapat
dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk.
c. Tidak
menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Operasi
a. Operasi
limfadektomi untuk stadium I dan II.
b. Operasi
histerektomi vagina yang radikal.
c. Kombinasi
(radiasi dan pembedahan).
Tidak dilakukan sebagai
hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi,
odema. Sehingga tindakan operasi
berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping
itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
Cytostatika :
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten
terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan
masih tetap sama.
Penatalaksanaan
Keperawatan
1. Promotif
a. Penyuluhan
kesehatan masyarakat dan tingkat gizi yang baik.
b. Pemeliharaan
kesehatan perseorangan dan lingkungan.
c. Olahraga
secara teratur.
d. Pendidikan
seksual yang baik dan benar (penjelasan tentang alat kontrasepsi dan perilaku
seksual yang sehat)
2. Preventif
a. Perubahan
pola diet atau suplemen dengan makan banyak sayur dan buah mengandung
bahan-bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya alpukat,
brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, tomat.
b. Vaksin
HPV untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini dibuat dengan teknologi
rekombinan, sehingga mempunyai ketahanan yang kuat. Vaksinasi ini merupakan
pencegahan yang paling utama. Vaksinasi ini diberikan untuk wanita yang belum
terinfeksi atau tidak terinfeksi HPV risiko tinggi (16 dan 18).
c. Pemeriksaan
kesehatan reproduksi ke rumah sakit melalui tes pap smear.
3. Kuratif
a. Imunoterapi
yang merupakan teknik pengobatan baru untuk kanker, yang mengerahkan dan lebih
mendayagunakan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi kanker. Karena hampir
selalu menggunakan bahan-bahan alami dari makhluk hidup, terutama manusia, maka
imunoterapi sering juga disebut bioterapi atau terapi biologis.Sejauh ini ada
beberapa jenis imunoterapi yang telah dikembangkan.
b. Interferon
Merupakan sitokin yang
berupa glikoprotein. Interferon, khususnya interferon alfa, adalah obat
imunoterapi pertama yang digunakan untuk mengobati kanker. Antibodi Monoklonal
merupakan antibody yang dihasilkan oleh satu klon sel. Digunakan dalam
identifikasi sel, typing darah dan penegakan diagnosa.
c. Vaksin
Saat ini penggunaan vaksin kanker baru saja dimulai. Sebagian besar masih dalam
tahap penelitian dan uji klinis, sehingga belum bisa digunakan secara umum.
d. Colony
Stimulating Factor (CSFs) kadang disebut juga hematopoietic growth factors.
Obat imunoterapi jenis ini merangsang sumsum tulang belakang untuk membelah dan
membentuk sel darah putih, sel darah merah, maupun keping darah, yang
kesemuanya berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
e. Terapi
gen yang masih bersifat eksperimental ini memberi harapan besar. Dengan
memasukkan material genetic tertentu ke dalam sel tubuh penderita kanker,
perilaku sel tubuh orang tersebut bisa dikendalikan sesuai kebutuhan.
4. Rehabilitatif
a. Latihan
fisik bagi yang mengalami gangguan fisik.
b. Bagi
stadium akhir, sebagai perawat melakukan paliatif care.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kanker
serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada serviks atau mulut Rahim. Sel
kanker ini bersifat ganas dan menyebabkan kematian.
2. Faktor
yang mempengaruhi kanker serviks adalah berhubungan
seksual usia muda, berganti pasangan seksual, sering melahirkan, Infeksi virus
dan bakteri virus herpes simpleks dan human papilloma virus (HPV), riwayat
keluarga yang memiliki riwayat kanker serviks memiliki risiko terkenan kanker
2-3x lipat, dan merokok.
3. Manifestasi
klinis pada kanker serviks adalah seperti keputihan, ditemukan adanya
pendarahan agina di luar masa haid, keluhan sakit setelah bersenggama, dan
infeksi pada saluran dan kandung kemih. Pada stadium lanjut mengakibatkan rasa
sakit pada panggul, pendarahan yang mirip dengan air cucian daging dan berbau
amis, nafsu makan hilang, berat badan menurun, anemia karena pendarahan, dan
timbul vistula vesikovaginal atau fistula rektovaginal. Stadiumnya terdiri dari
stadium I, II, III, dan IV.
4. Pencegahannya
yaitu menghindari faktor-faktor penyebab kanker di atas, pemeriksaan papsmear,
kolposkopi dan skrining, mengkonsumsi makanan bergizi, dan vaksinasi HPV
5. Pengobatan
kanker serviks dilakukan sesuai dengan stadium penderita kanker serviks saat didiagnosis,
antara lain tindakan operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
B. Saran
1. Bagi
Masyarakat Khususnya wanita
Untuk melakukan
skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya keluhan.
Datanglah ke tempat
periksa untuk pemeriksaan PAP SMEAR/IVA.Jika ditemukan kelainan pra kanker
ikutilah pesan petugas/dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan ditunda. Karena
pada tahap ini tingkat kesembuhannya hampir 100%.
2. Bagi
Petugas Kesehatan khususnya perawat dan Pemerintah
a. Perlunya
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan perempuan untuk melakukan diteksi dini
melalui penyuluhan secara intensif oleh tenaga kesehatan baik medis maupun non
medis,
b. Pemerintah
hendaknya lebih memprioritaskan penanganan kanker serviks, melalui pelatihan
deteksi dini kankes serviks .
c. meningkatkan
peranan perawat ,bidan dan kader kesehatan dalam upaya memotifasi ibu-ibu untuk melakukan tes
pap smear melaui forum PKK, pengajian, dan posyandu.
d. memberikan
penyuluhan kepada perempuan yang berisiko mengenai personal hygiene genital,
DAFTAR PUSTAKA
Andrijono,
2005. Sinopsis Kanker Gynekologi, Divisi Onkologi Departemen Obstetri dan
Gynecologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Tambunan,
G.W., 1995, Diagnosa dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di
Indonesia, cetakan 2, EGC, Jakarta.
Wiknjosastro,
Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sastrawinata,
S., Obstetri fisiologi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran Bandung. 1983
Cunningham
G.F., Leveno K.J., Bloom S.L., Hauth J.C., Rouse D.J., Spong C.Y., et al. 2010.
Williams Obstetrics. 23rd ed. USA : McGraw-Hill Company.
Diananda,
Rama, 2009. Kanker Payudara. Dalam: Mengenal Seluk-Beluk Kanker. Edisi Baru.
Jogjakarta.
Sarjadi.2001
. Patologi Ginekologi, Jakarta Hipokrates
Wiknjosastro,Hanifa.Dkk.1999.
Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirikardjo. Jakarta.
Hamilton,
Persis. (1995). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC
Gale,
Danielle & Charette, Jane. (2000). Rencana asuhan keperawatan onkologi.
Jakarta : EGC
Bryant,
E. (2012). The Impact of policy and screening on cervical cancer in england.
British Journal of Nursing , Volume 21, s4-s10.
Puteh,
S. E. (2008). Economic burden of cervical cancer in malaysia. Med J Indones ,
Volume 17, 272-280.
Materi askepnya lengkap banget.. makasih gan atas informasinya dan saya ijin kopi ya... Maju terus keperawatan indonesia..
BalasHapusMampir ke blog saya ya..
Blog Kanker
Pregnancy information
Blog tutorial
Dunia Keperawatan
Diagnosa Nanda
What is the difference between a casino and a game? - DrmCD
BalasHapusIt is important to note that both are casinos where 순천 출장마사지 you 오산 출장마사지 use the 시흥 출장샵 best roulette experience. One of the most common 태백 출장샵 mistakes 사천 출장안마 that the